Sebagai calon guru siswa merupakan subyek utama yang
terlibat dalam proses belajar. Karena keadaan sifat, maka dalam proses
belajarnya terdapat beberapa hal keistimewaan. Ada siswa sd kelas 2 yang
cepat dalam belajar membaca, ada yang lambat, ada yang kreatif dan ada
pula yang tergolong gagal (drop-out).
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, sudah menjadi
harapan setiap guru agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang
sebaik-baiknya. Banyak guru yang pada saat ini hanya bisa menjalankan tugasnya
sebagai seorang pengajar tetapi tidak bisa menjadi seorang pendidik bagi
siswa-siswanya. Oleh karenanya, banyak siswa yang menunjukan tidak dapat
mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan meskipun telah diusahakan
dengan sebaik-baiknya oleh guru.
Guru merupakan
sumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreativitas siswa
dalam berbagai aspek. Seorang guru mempunyai kewajiban membentuk siswa mencapai
kewaspadaannya masing-masing, hal ini merupakan salah satu ciri keberhasilan
tujuan pendidik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Partisipasi guru dalam
pelayanan peserta didik menduduki peringkat teratas, artinya setiap guru harus
memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Letak pertisipasi aktif guru
dalam pelayanan peserta didik tercermin dalam kegiatan proses pendidikan yang
berlangsung selama kegiatan pendidikan itu terjadi.
Membaca permulaan bertitik tolak dari siswa duduk di kelas I, karena
mereka baru pertama kali duduk di bangku Sekolah Dasar. Kemudian tugas
mengajarkan membaca kepada siswa ada pada guru. Dalam membaca permulaan
diperlukan berbagai pendekatan membaca secara tepat, seperti dengan menggunakan
metode eja, metode kata lembaga, metode global, serta metode Struktural Analitik
dan Sintetik (SAS).
Siswa yang sulit membaca sering memperlihatkan
kebiasaan dan tingkah laku yang tidak wajar. Gejala-gejala gerakannya penuh
ketegangan seperti: (1) Mengernyitkan kening; (2) Gelisah; (3) Irama suara
meninggi; (4) Menggigit bibir; (5) Adanya perasaan tidak aman yang ditandai
dengan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan guru.
Gejala-gejala tersebut muncul akibat dari kesulitan
siswa dalam membaca. Indikator kesulitan siswa dalam membaca permulaan, antara
lain:
(1) siswa tidak mengenali huruf
(2) siswa sulit membedakan huruf
(3) siswa kurang yakin dengan huruf yang dibacanya
itu benar
(4) siswa tidak mengetahui makna kata atau kalimat
yang dibacanya.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa
identifikasi kesulitan siswa dalam membaca permulaan dapat terlihat dari
gejala-gejala perilaku dan gerakan-gerakan dalam menghadapi teks bacaan. Oleh
karena itu untuk mengidentifikasikan kesulitan siswa ini, perlu suatu upaya
dari guru kelas agar gejala-gejala tersebut dapat segera teratasi.
MGM Springfield Casino to rebrand as MGM Springfield
BalasHapusA 영천 출장안마 rendering of 성남 출장안마 a new resort in Springfield, 나주 출장마사지 Missouri. 사천 출장마사지 (WTNH) – The MGM Springfield Casino 고양 출장샵 & Hotel is rebranding as MGM Springfield on